Tembe nggoli bima merupakan sarung tenun (Tembe Muna) Khas Daerah suku Mbojo. Suku Mbojo terletak diwilah kabupaten bima kota Bima, kabupaten Dompu, dan kota Dompu Nusa Tenggara Barat. Sarung (Tembe Nggoli) terbuat dari benang yang dibuat dengan menggunakan alat tradisional (Muna) contohnya seperti pada gambar berikut:
Alat tersebut terdiri dari:
- Tampe alat yang terbuat dari kayu yang berfungsi untuk menggulung benang yang sudah di hani atau yang benang yang melalui proses perentangan atau yang telah diatur posisi benangnya.
- Tandi alat yang terbuat dari kayu yang berfungsi untuk merentangkan benang dan memperbaiki posisi benang.
- Koro Besi alat yang terbuat dari besi yang berfungsi untuk memindahkan posisi benang.
- Koro kuku alat yang terbuat dari kayu yang berfungsi untuk memindahkan posisi benang.
- Piso alat yang digunakan pada saat koro kuku yang bersungsi untuk memotong benang yang tidak bisa dilarai (mbuhu).
- Ngane alat yang berfungsi untuk meng hani (ngane) atau merentangkan benang agar jarak kain berada pada posisi yang sama.
- Cau alat yang fungsi untuk memasukan benang.
- Sisi alat yang fungsi untuk memasukan benang memasangkan benang pada cau.
- Dapo alat yang fungsi untuk menggulungkan kain yang telah ditenun (muna) atau alat penampang.
- Sadanta lira alat yang fungsi untuk sandaran lira.
- Lira alat yang fungsi untuk merapatkan benang.
- Lihu alat yang fungsi untuk penopang punggung penenun (dou ma muna).
- Janta alat yang fungsi untuk memalet benang.
- langgiri alat yang fungsi untuk memasangkan benang yang akan di palet.
- Taropo wila alat yang fungsi untuk memasukan benang pakan ke tenunan.
- Taliri alat yang fungsi untuk menempatkan pusu agar sama panjang dengan taropo.
Proses pembuatan sarung (Tembe muna) ini memerlukan waktu paling cepat 3-4 hari, dan sangat membutuhkan kesabaran, dan ketelitian untuk menenun. Sarung ini ada dua jenis yaitu sarung (tembe nggoli) dan sarung songket (tembe sonke). Sarung ini biasanya digunakan untuk pakaian pengganti rok atau bisa juga sebagai hijab "Rimpu". Rimpu ini bisa dibilang sebagai busana atau pakaian syar'i masyarakat bima. Rimpu telah ada sejak adanya penyebaran islam yang masuk dikerajaan Bima sekitar 1640 M. Dimana ajaran islam disebarkan oleh beberapa tokoh agama yang berasal dari Gowa Makassar, dan berkembang pada saat suku mbojo menerima ajaran islam yang disebarkan oleh beberapa orang sulawesi melalui hubungan kerajaan bima dengan goa. Rimpu memiliki fungsi sebagai penutup kepala yang menggunakan sarung. Rimpu biasanya mebutuhkan dua lembar sarung yang dimana satu sarungnya dililitkan kekepala dengan Teknik khusus, dan sarung kedua digunakan sebagai roknya. Pakaian rimpu diperuntukkan oleh perempuan suku Mbojo. Berikut contoh rimpunya seperti pada gambar dibawah ini:
(Rimpu colo)
Rimpu ini biasanya dipakai oleh perempuan asli suku Mbojo yang telah menikah
biasanya dipakai oleh perempuan asli suku Mbojo yang belum menikah
Seiring berjalannya waktu tembe nggoli maupun songke saat ini bukan hanya dipakai untuk rimpu akan tetapi bisa disulap menjadi pakain baju maupun jas. Untuk harga sarung (Tembe nggoli) berkisaran Rp 350. 000 - Rp 450.000, sementara untuk harga sarung songket (Tembe Songke) berkisaran Rp 550.000- Rp 800.000 jika teman- teman ingin memiliki sarung khas suku mbojo ini tapi terkendala jarak dan waktu sama kayak kisah cintaku tenang saja guys!!!!! disini aku rekomendasikan kalian untuk membeli online saja kalian bisa kunjungi link berikut: https://shp.ee/j8zurer atau https://www.bukalapak.com/u/nuzul_627629
Bagus Sekali
BalasHapus